Perkembangan Islam Periode Klasik Khalifah Bani Abbasiyah
A. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHIAN ISLAM SAMPAI MASA DAULAH
ABBASIYAH.
Agama
islam mengharuskan penganutnya agar menuntut ilmu pengetahuan karena ilmu
pengetahuan seseorang akan menempati posisi yang mulia baik di hadapan sesama
manusia terlebih di hadapan Allah SWT. Agama islam sangat menghargai dan
menjunjung tinggi orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan bahkan Allah
meninggikan derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan sebagaimana
firmannya dalam Surat Al Mujadillah ayat 11.
Pada masa Rasulullah SAW. Ilmu
pengetahuan sudah mulai dikembangkan, namun masih sangat terbatas sesuai kondisi
dan situasi. Ilmu pengetahuan yang berkembang pada waktu itu adalah ilmu
memanah, berenang, naik kuda dan lain-lain.
Setelah wafatnya Rasulullah ilmu
pengetahuan dikalangan islam semakin berkembang seperti pengumpulan/penulisan
Al-Qur’an, pengumpulan dan penulisan hadits. Puncak kemajuan ilmu pengetahuan
di kalangan Islam adalah pada masa Daulah Abbasiah (750 M – 1258 M).
Popularitas Daulah Abbasiah
mencapai puncak kejayaanya pada masa khalifah HArunar Rasyid (786 – 809
M). Pada
masa ini pemerintah memberi perhatian yang sangat besar bagi
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan sehingga muncullah ahli-ahli ilmu
pengetahuan diberbagai bidang. Pada saat itu pula dibangun lembaga-lembaga
seosial, lembaga-lembaga pendidikan, rumah-rumah sakit, farmasi dan sebagainya.
Pada masa pemerintahan Al Makmum
sebagai pengganti Harun Ar Rasyid juga mempunyai perhatian yang sangat besar
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan sehingga diadakan penerjemahan terhadap
buku-buku asing ke dalam bahasa Arab, didirikan banyak sekolah-sekolah mulai
dari tingkat dasar sampai pada perguruan tinggi seiring dengan
perpustakaan-perpustakaan yang lengkap dan pusat-pusat penerjemahan sehingga
Baqdad pada waktu itu bukan hanya sebagai ibu kota Negara yang dikenal dunia
tetapi juga pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dunia. Orang-orang asing dari
berbagai penjuru dunia dating ke Baqdad menuntut ilmu pengetahuan dari berbagai
disiplin ilmu pengetahuan.
Ilmu-ilmu ke islaman maju pesat
jauh melebihi kemajuan pada masa-masa sebelumnya sehingga lahirlah
ilmuwan-ilmuwan keislaman yang sangat ahli di bidangnya masing-masing. Pada
masa inilah dirumuskan metedologi-metodologi. Hampir seluruh disiplin ilmu,
baik ilmu-ilmu pengetahuan agama seperti teori penelitian hadits-hadits Nabi,
metedologi penafsiran Al-Qur’an dan ilmu-ilmu pengetahuan umum seperti
ilmu-ilmu exacta, kedokteran, ilmu falak, sejarah kesusasteraan dan sebagainya.
B. PERKEMBANGAN
ISLAM PERIODE KLASIK PADA MASA KHALIFAH BANI ABBASYIAH
Dinasti Bani Abbasiyah yang berkuasa sejak tahun (132-656 H /
750-1258 M) perkembangan dari kemajuan sosial budaya yang terjadi pada masa
pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah :
1.
KEMAJUAN DALAM BIDANG SOSIAL
BUDAYA
Selama masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah (750-1258 M).
diantara perkembangannya adalah dalam bidang :
A.
Seni Bangunan dan Arsitektur
Masjid
Masjid merupakan bangunan tempat ibadah umat islam yang
merupkn wakil menonjol dari Arsitektur islam. Masjid yang dirikan pada masa
pemerintahan Bani Abbas adalah bangunan masjid Samarra, di Bagdad.
Masjid Samarra adalah tiang-tiang yang di pasang beratap lengkung. Tiang-tiang tersebut dibangun menggunakan batu bata.
Masjid Samarra adalah tiang-tiang yang di pasang beratap lengkung. Tiang-tiang tersebut dibangun menggunakan batu bata.
B.
Seni Bangunan Kota
Seni bangunan islam masih mempunyai cirri khas dan gaya
tersendiri, dalam pintu pilar, lengkung kubah, hiasan lebih bergantung
(muqarnas hat).
Pemerintah dinasti Abbasiyah adalah kota Bagdad, yang dibangun oleh Abu ja’far al-Mansur (136-158 H/754-775). Tempat lokasi ditepi sungai Eufrat (Furat) dan Dajlah (Tigris). Pembangunan ini diarsiteki oleh Hajjaj bin Artbab dan Amran bin Wadldlah, tenaga kerja yang dibutuhkan .
Istana khalifah al-Manshur dipusat kota bernama Qashru al-Dzahab (istana keemasan)yang luasnya sekitar 160.000 Hasta persegi. Masjid Jami’ didepannya memiliki luas areal sekitar 40.000 hasta persegi,” Istana dan Masjid merupakan simbol kota.
Sekitar tahun 157 H, khalifah al-Mansur membangun istana baru diluar kota yang diberi nama Istana ABADI (Qasbrul Khuldi) khalifah al-Mansur membagi kota Bagdad menjadi empat daerah, yang masing-masing daerah dikepalai oleh seorang naib amir (wakil gubernur) dan tiap-tiap daerah diberi hak mengurusi wilayah sendiri yaitu daerah otonom.
Pemerintah dinasti Abbasiyah adalah kota Bagdad, yang dibangun oleh Abu ja’far al-Mansur (136-158 H/754-775). Tempat lokasi ditepi sungai Eufrat (Furat) dan Dajlah (Tigris). Pembangunan ini diarsiteki oleh Hajjaj bin Artbab dan Amran bin Wadldlah, tenaga kerja yang dibutuhkan .
Istana khalifah al-Manshur dipusat kota bernama Qashru al-Dzahab (istana keemasan)yang luasnya sekitar 160.000 Hasta persegi. Masjid Jami’ didepannya memiliki luas areal sekitar 40.000 hasta persegi,” Istana dan Masjid merupakan simbol kota.
Sekitar tahun 157 H, khalifah al-Mansur membangun istana baru diluar kota yang diberi nama Istana ABADI (Qasbrul Khuldi) khalifah al-Mansur membagi kota Bagdad menjadi empat daerah, yang masing-masing daerah dikepalai oleh seorang naib amir (wakil gubernur) dan tiap-tiap daerah diberi hak mengurusi wilayah sendiri yaitu daerah otonom.
2.
PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN
BAHASA SASTRA
Perkembangan seni bahasa dan kemajuan, baik puisi maupun
prosa kemajuan yang cukup berarti. Salah satu perhatian besar bani Abbas dan
juga para ahli bagian Seniman. Berikut uraian singkatnya :
A. Perkembangan Puisi
Berbeda dengan masa pemerintahan bani Umayah yang belum
banyak.
Penyair pada masa pemerintahan bani Umayah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab dari tradisi Arab. Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.
Penyair pada masa pemerintahan bani Umayah, masih kental dalam keaslian warna Arabnya, sedangkan sastrawan pada zaman pemerintahan Bani Abbas, telah melakukan perubahan kekuasaan tersebut. Mereka telah mampu mengombinasikannya dengan sesuatu yang bukan berasal dari tradisi arab dari tradisi Arab. Oleh karena itu wajar kalau kemudian pada masa pemerintahan Bani Abbas banyak bermunculan penyair terkenal.
Diantara mereka adalah sebagai berikut :
1.Abu Nawas (145-198 H) nama aslinya adalah Hasan bin Hani
2.Abu’ At babiyat (130-211 H)
3.Abu Tamam (wafat 232 H) nama aslinya adalah Habib bin Auwas atb-Tba’i
4.Dabal al-kbuza’I (wafat 246 H) nama aslinya adalah Da’bal bin Ali Razin dari
1.Abu Nawas (145-198 H) nama aslinya adalah Hasan bin Hani
2.Abu’ At babiyat (130-211 H)
3.Abu Tamam (wafat 232 H) nama aslinya adalah Habib bin Auwas atb-Tba’i
4.Dabal al-kbuza’I (wafat 246 H) nama aslinya adalah Da’bal bin Ali Razin dari
Kbuza’ab. Penyair
besar yang berwatak kritis.
5.Al-Babtury (206-285 H) nama aslinya adalah Abu Ubadab Walid
al Babtury al-
Qubtbany atb-tba’i.
6.Ibnu Rumy (221-283 H). nama aslinya adalah Abu Hasan Ali bin Abbas.
6.Ibnu Rumy (221-283 H). nama aslinya adalah Abu Hasan Ali bin Abbas.
Penyair yang berani
menciptakan tema-tema baru
7.Al-Matanabby (303-354 H) nama aslinya adalah Abu Thayib Ahmad bin Husin
7.Al-Matanabby (303-354 H) nama aslinya adalah Abu Thayib Ahmad bin Husin
al-Kuft penyair
istana yang haus hadiah, pemuja yang paling handal.
8.Al-Mu’arry (363-449 H) nama aslinya Abu A’la al-Mu’arry. Penyair berbakat
8.Al-Mu’arry (363-449 H) nama aslinya Abu A’la al-Mu’arry. Penyair berbakat
dan berpengetahuan
luas.
B.
Perkembangan Prosa
Pada masa pemerintahan dinasti bani Abbasiyah telah terjadi
perkembangan yang sangat menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra novel,
riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin
dari bahasa asing.
1.Abdullah bin Muqaffa (wafat tahun 143 H) buku prosa yang dirintis diantaranya Kalilab wa Dimnab, kitab ini terjemahan dari bahasa sansekerta. Karya seorang filosuf india bernama Baidaba dia menyalin menjadi bahasa arab.
2.Abdul Hamid al – katib. Ia dipandang sebagai pelopor seni mengarang surat.
3.Al-Jabidb (wafat 255H). karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa rujukan dan bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
4.Ibnu Qutaibab (wafat 276 H). ia dikenal sebagai ilmuan dan sastrawan yang sangat cerdas dan memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
5.Ibnu Abdi Rabbib (wafat 328 H) ia seorang penyair yang berbakat yang memiliki kecendrungan kesajak drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi sastra arab. Karya terkenalnya adalah al-Aqdul Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat banyak Ilmu pengetahuan Islam.
1.Abdullah bin Muqaffa (wafat tahun 143 H) buku prosa yang dirintis diantaranya Kalilab wa Dimnab, kitab ini terjemahan dari bahasa sansekerta. Karya seorang filosuf india bernama Baidaba dia menyalin menjadi bahasa arab.
2.Abdul Hamid al – katib. Ia dipandang sebagai pelopor seni mengarang surat.
3.Al-Jabidb (wafat 255H). karyanya ini memiliki nilai sastra tinggi, sehingga menjadi bahasa rujukan dan bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian.
4.Ibnu Qutaibab (wafat 276 H). ia dikenal sebagai ilmuan dan sastrawan yang sangat cerdas dan memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
5.Ibnu Abdi Rabbib (wafat 328 H) ia seorang penyair yang berbakat yang memiliki kecendrungan kesajak drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi sastra arab. Karya terkenalnya adalah al-Aqdul Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat banyak Ilmu pengetahuan Islam.
3.
PERKEMBANGAN SENI MUSIK
Pada umumnya orang Arab memiliki bakat musik, sehingga seni
suara atau seni musik menjadi suatu keharusan bagi mereka sejak zaman
jahiliyah. Hal ini terus berkembang pada masa Bani Umayah hingga Abbasiyah.
Pada masa pemerintahan dinasti bani Abasiyah, music islam mengalami kejayaan.
A. Penyusun Kitab Musik
Diantara para pengarang karya kitab music adalah sebagai
berikut :
1.Yunus bin Sulaiman (wafat tahun 765 M) Beliau adalah
pengarang teori music
pertama dalam islam. Karya musiknya sangat bernilai, sehingga
banyak musikus eropa yang meniru.
2.Kbalib bin Abmad (wafat tahun 791 M). beliau mengarang
buku-buku teori
musik mengenai not
dan irama. Dijadikan sebagai bahan rujukan bagi sekolah-
sekolah tinggi musik
diseluruh dunia.
3.Ishak bin Ibrahim al-Mousuly (wafat tahun 850 M). ia telah berhasil
3.Ishak bin Ibrahim al-Mousuly (wafat tahun 850 M). ia telah berhasil
memperbaiki musik
jahiliyah dengan sistim baru. Dia mendapat gelar Raja
Musik.
4.Hunain bin Isbak (wafat tahun 873 M). Ia telah berhasil menerjemahkan buku-
4.Hunain bin Isbak (wafat tahun 873 M). Ia telah berhasil menerjemahkan buku-
buku teori musik
karangan Plato dan Aristoteles.
5.Al-Farbii selain sebagai seorang filosuf, ia juga dikenal sebagai seniman dan
5.Al-Farbii selain sebagai seorang filosuf, ia juga dikenal sebagai seniman dan
ahli music. Karyanya
banyak diterjemahkan kedalam bahasa Eropa dan menjadi
bahan rujukan bagi
para seniman dan pemusik Eropa.
B.
Pendidikan Musik
Para khalifah dan pembesar istana Bani Abbas memiliki
perhatian yang sangat besar terhadap musik. Sekolah music yang paling baik
adalah sekolah music yang didirikan oleh Sa’aduddin Mukinin. Karyanya berjudul
Syarafiya, menjadi bahan rujukan dan dikagumi masyarakat music dunia
barat.Latar belakangnya penyebab maraknya lembaga pendidikan music bermunculan
adalah karena kemampuan bermain musik menjadi salah satu syarat untuk menjadi
pegawai atau untuk memperoleh pekerjaan dilembaga pemerintahan.
4.
KEMAJUAN DALAM BIDANG
PENDIDIKAN
Pada masa pemerintahan Bani Abbas, pendidikan dan pengajaran
mengalami kemajuan yang gemilang. Pada masa itu prioritas umat islam mampu
membaca dan menulis, pada masa ini pendidiakan dan pengajaran diselenggarakan
dirumah-rumah penduduk dan ditempat-tempat umum lainnya misalnya Muktab.
Menurut keterangan yang ada, terdapat sekitar 30.000 masjid yang sebagian besar dipergunakan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran tingkat dasar, kurikulum pendidikan pendidikan pada tingkat dasar terdiri pelajaran membaca, menulis, tata bahasa, hadist, prinsip-prionsip dasar matematika dan pelajaran syair. Sedangkan pendidikan tingkat menengah terdiri dari pelajaran taysir Al - Qur’an pembahasan kandungan Al - Qur’an, Sunah Nabi, Fiqih, dan Ushul Fiqh, kajian ilmu kalam (teologi), ilmu Mntiq (retorika) dan kesustraan, pada pelajaran tingkat tinggi mengadakan pengkajian dan penelitian mandiri dibidang astronomi, geografi dunia, filsafat, geometri, musikdan kedokteran.
Menurut keterangan yang ada, terdapat sekitar 30.000 masjid yang sebagian besar dipergunakan sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran tingkat dasar, kurikulum pendidikan pendidikan pada tingkat dasar terdiri pelajaran membaca, menulis, tata bahasa, hadist, prinsip-prionsip dasar matematika dan pelajaran syair. Sedangkan pendidikan tingkat menengah terdiri dari pelajaran taysir Al - Qur’an pembahasan kandungan Al - Qur’an, Sunah Nabi, Fiqih, dan Ushul Fiqh, kajian ilmu kalam (teologi), ilmu Mntiq (retorika) dan kesustraan, pada pelajaran tingkat tinggi mengadakan pengkajian dan penelitian mandiri dibidang astronomi, geografi dunia, filsafat, geometri, musikdan kedokteran.
5.
KEMAJUAN BANI ABBASIYAH DALAM
ILMU PENGETAHUAN
Dinasti bani Abbasiyah yang berkuasa sekitar lima abad lebih,
merupakan salah satu dinasti islam yang sangat peduli didalam upaya
pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban islam. Bani Abbasiyah telah
menyiapkan segalanya, diantara fasilitas yang diberikan adalah pembangunan
pusat riset d dan terjemah. Para ilmuan digaji sangat tinggi dan kebutuhan
hidupnya dijamin oleh Negara. Bahkan khalifah Bani Abbasiyah meminta siapa saja
termasuk para pejabat dan tentara untuk mencari naskah-naskah yang berisi ilmu
pengetahuan dan peradaban untuk dibeli dan diterjemahkan menjadi bahasa arab.
C. TOKOH – TOKOH
YANG BERPRESTASI DALAM PERKEMBANGAN ISLAM
PERIODE KLASIK
1. Gerakan Penerjemahan
Meski kegiatan penerjemahan sudah dimulai sejak Daulah
Umayyah, upaya untuk menerjemahkan dan menskrinsip berbahasa asing terutama
bahasa yunani dan Persia ke dalam bahasa arab mengalami masa keemasan pada masa
DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari
naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan
kedokteran.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalam bidang astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudian naskah-naskah filsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pragmatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa, arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
Pelopor gerakan penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan, naskah yang diterjemahkan terutama dalam bidang astrologi, kimia dan kedokteran. Kemudian naskah-naskah filsafat karya Aristoteles dan Plato juga diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan tentang ilmu-ilmu pragmatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama, cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang bermanfa’at dan dalam hal bahasa, arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini sudah sangat maju.
Pada masa ini, ada yang namanya Baitul hikmah yaitu
perpustakaan yangberfungsi sebagai pusat pengembagan ilmu pengetahuan. Pada
masa harun ar-rasyid diganti nama menjadi Khizanahal-Hikmah (Khazanah
kebijaksanaan) yang berfungsi sebagai perpustakaan dan pusat penelitian. Pada
masa al-ma’mun ia dikembangkan dan diubah namanya menjadi Bait al-Hikmah, yang
dipergunakan secara lebih maju yaitu sebagaitempatpenyimpanan buku-buku kuno
yang didapat dari Persia, Bizantium, dan bahkan dari Ethiopia danIndia.
Direktur perpustakaannya seorang nasionalis Persia, Sahl Ibn Harun. Di bawah
kekuasaan Al-Ma’mun, lembaga ini sebagai perpustakaan juga sebagai pusat
kegiatan study dan riset astronomi dan matematika.
2.Dalam Bidang Filasafat
Pada masa ini pemikiran filasafat mencakup bidang keilmuan
yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan juga teologia.
Beberapa tokoh yang lahir pada masa itu, termasuk diantaranya adalah Al-Kindi,
Al-farobi, Ibnu Sina dan juga Al-Ghazali yang kita kenal dengan julukan
Hujjatul Islam.
3.Perkembangan Ekonomi
3.Perkembangan Ekonomi
Ekonomi imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai macam industri sepertikain linen di Mesir, sutra dari Syiria dan Irak, kertas dari Samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain.
Karena industralisasi yang muncul di perkotaan ini, urbanisasi tak dapat dibendung lagi. Selain itu, perdagangan barang tambang juga semarak. Emas yang ditambang dari Nubia dan Sudan Barat melambungkan perekonomian Abbasiyah.
Perdagangan dengan wilayah-wilayah lain merupakan hal yang sangat penting. Secara bersamaan dengan kemajuan Daulah Abbasiyah, Dinasti Tang di Cina juga mengalami masa puncak kejayaan sehingga hubungan erdagangan antara keduanya menambah semaraknya kegiatan perdagangan dunia.
4.Dalam Bidang Keagamaan
Di bawah kekuasaan Bani Abbasiyah, ilmu-ilmu keagamaan mulai dikembangkan. Dalam masa inilah ilmu metode tafsir juga mulai berkembang, terutama dua metode penafsiran, aitu tafsir bir ra’i dan tafsir bil ma’tsur .
Dalam bidang hadits, pada masa ini hanya merupakan penyempurnaan, pembukuan dari catatan dan hafalan para sahabat. Pada masa ini pula dimulainya pengklasifikasian hadits, sehingga muncul yang namanya hadits dhaif, maudlu’, shahih serta yang lainnya.
Sedangkan dalam bidang hukum Islam karya pertama yang diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama adalah Abu Hanifah (w.150/767).meski diangap sebagai pendiri madzhab hanafi,karya-karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkan karena ditulis oleh para muridnya.
D. MENELADANI TOKOH – TOKOH YANG
BERPRESTASI DALAM PERIODE
KHALIFAH BANI ABBASYIAH
1.Bidang Astronomi
Ilmu Perbintangan/Astronomi juga mendapat perhatian serius
dari para ilmuan muslim ketika itu. Karena itu mereka terus melakukan kajian
untuk mengembangkan ilmu tersebut. Sementara itu, Habasyi al-Hasib al-Marwazi
telah melakukan observasi sejak usia 15 tahun. Ia memimpin penyusunan 3 tabel
Zij Al-Makmun (Tabel Al-Makmun) pada masa pemerintahan khalifah Al-Makmun.
Tabel pertama mengkritik metode al-Khawarizmi, kedua menulis tentang al-Ziz
Al-Mumtahan, ketiga al-Zij As-Syah. Al Marwazi juga menulis beberapa karya
astromoni yang dikutip dalam Fihrist (indeks) karya al-Nadim.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Astronomi :
a.Al-Fazari, astronom Islam yang pertama kali menyusun astrolobe
b.Al- Fargani (Al-Faragnus), menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
c.Jabir Batany
d.Musa bin Syakir
e.Abu Ja’far Muhammad
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Astronomi :
a.Al-Fazari, astronom Islam yang pertama kali menyusun astrolobe
b.Al- Fargani (Al-Faragnus), menulis ringkasan ilmu astronomi yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
c.Jabir Batany
d.Musa bin Syakir
e.Abu Ja’far Muhammad
2. Bidang Kedokteran
Ilmu kedokteran merupakan salah satu ilmu yang mengalami
perkembangan yang sangat pesat pada masa Bani Abbasiyah. Pada masa itu telah
didirikan apotik yang pertama didunia yaitu yaitu tempat menjual obat.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Kedokteran :
a.Ibnu Sina (Avicenna), bukunya yang fenomenal yaitu al-Qanun fi al-Tiib. Ia juga berhasil menemukan sistem peredaran darah pada manusia.
b.Ibnu Masiwaihi
c.Ibnu Sahal
d.Ali bin Abbas
e.Al-Razi, tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Kedokteran :
a.Ibnu Sina (Avicenna), bukunya yang fenomenal yaitu al-Qanun fi al-Tiib. Ia juga berhasil menemukan sistem peredaran darah pada manusia.
b.Ibnu Masiwaihi
c.Ibnu Sahal
d.Ali bin Abbas
e.Al-Razi, tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak.
3. Bidang Optika
Abu Ali al-Hasan ibn al-Haythani (al-Hazen), terkenal sebagai
orang yang menentang pendapat bahwa mata mengirim cahaya ke benda yang
dilihatnya. Menurut teorinya, bendalah yang mengirim cahaya ke mata.
4. Bidang Kimia
Ilmu kimia yang termasuk salah satu ilmu pengetahuan ynag dikembangkan
oleh kaum muslimin. Mereka melakukan pemeriksaan dari gejala-gejala dan
mengumpulkan kenyataan-kenyataan untuk membuat hipotesa dan untuk mencari
kesimpulan-kesimpulan yang benar-benar berdasarkan ilmu pengetahuan.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Kimia :
a.Jabir ibn Hayyan, ia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi, dan tembaga dapat diubah menjadi emas atau perak
b.Ibn Baitar
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Kimia :
a.Jabir ibn Hayyan, ia berpendapat bahwa logam seperti timah, besi, dan tembaga dapat diubah menjadi emas atau perak
b.Ibn Baitar
5. Bidang Matematika
Diantara ilmu lain yang dikembangkan pada masa pemerintahan
Bani Abbas yaitu adalah ilmu hisab / Matemaika. Ilmu ini berkembang karena
kebutuhan dasar pemerintah untuk menenukan waktu yang tepat dalam setiap
pembanunan.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Matematika :
a.Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang astronomi. Dialah yang menciptakan ilmu al-Jabar.
b.Tsabit ibn Qurrah al-Hirany
c.Musa bin Syakir
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Matematika :
a.Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, yang juga mahir dalam bidang astronomi. Dialah yang menciptakan ilmu al-Jabar.
b.Tsabit ibn Qurrah al-Hirany
c.Musa bin Syakir
6. Bidang Sejarah
Pada masa ini, kajian sejarah masih terfokus pada tokoh atau
/ peristiwa tertentu misalnya, sejarah hidup nabi Muhammad SAW. Dalam
perkembangan pada ilmuan/sejarawan tidak menjadikan hadist berupa perkataan.
Perbuatan Nabi Muhammad SAW, dan menentukan suatu hukum, juga masalah logis /
rangkaian peristiwa.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Sejarah :
a.Al-Mas’udi, diantara karyanya adalah Muruj al-Zahab wa Ma’adin al-Jawahir
b.Ibn Sa’ad
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Sejarah :
a.Al-Mas’udi, diantara karyanya adalah Muruj al-Zahab wa Ma’adin al-Jawahir
b.Ibn Sa’ad
7. Bidang Filsafat
Proses penerjemahan yang dilakukan umat islam pada masa
pemerintahan dinasti bani Abbasiyah mengalami kemajuan cukup besar. Penerjemah
tidak hanya melakukan ilmu pengetahuan dan peradaban bangsa-bangsa Yunani, Romawi,
Persia, India, Syiria, saja, juga mencoba mentransfernya kedalam bentuk
pemikiran. Proses ini biasanya disebut dengan istilah Hellenisasi.
Tokoh-Tokoh Penting Didalam Perkembangan ilmu Filsafat islam adalah :
1. Al – Kandi (185-260 H / 801 – 873 M)
Ia adalah filosuf muslim pertama yang berasal dari suku
Kinbad. Ia mengatakan antara filsafat dan dengan agama tidak ada pertentangan
dan tidak perlu dipertentangkan, karena keduanya sama-sama mencari kebenaran.
Dalam catatan M. M Syarif, al – Kindi memiliki karya sejumlah 270 buah, berupa tulisan yang mencakup pemikiran ilmu pengetahuan lain, seperti filsafat, kedokteran, logika, ilmu hitung, music, astronomi, psikologi, politik dan lain-lain.
2. Abu Nasr al-Faraby
Dalam catatan M. M Syarif, al – Kindi memiliki karya sejumlah 270 buah, berupa tulisan yang mencakup pemikiran ilmu pengetahuan lain, seperti filsafat, kedokteran, logika, ilmu hitung, music, astronomi, psikologi, politik dan lain-lain.
2. Abu Nasr al-Faraby
Ia merupakan salah seorang filosuf yang memiliki wawasan
pengetahuan cukup luas.
3. Ibnu Sina
3. Ibnu Sina
Ibnu sina adalah salah seorang ilmuan dan filosuf muslim yang
gemar mencari ilmu pengetahuan. Diantara kedokteran, yang kemudian dituangkan
dalam bentuk karya yang sangat monumental yaitu al – Qanunfi al – Thibb
(ensiklopedia kedokteran) karya ini menjadi bahan rujukan para ilmuan dan
dokter dunia hingga abad ke 18 M. diantara pemikiran filsafat yang
dikembangkannya adalah filsafat jiwa, filsafat wahyu dan nabi, serta filsafat
wujud.
4. Ibnu Bajjab (533 H / 1138 H)
Selain menguasai filsafat, Ibnu Bajjah juga menguasai tata
bahasa dan sastra arab.
5. Ibnu Tbufail (581 H / 1186 H)
5. Ibnu Tbufail (581 H / 1186 H)
Ia adalah seorang ilmuan filosuf kenaman pada masa itu,
selain menguasai bidang filsafat ia ia juga menguasai ilmu pengetahuan, seperti
kedokteran, matematika dan sastra arab.
6. Al – Ghazali (1059 – 1111 M)
Al – Ghazali dalam karya ini sebenarnya ia ingin mencari
kebenaran yang hakiki ia tidak mau percaya beitu saja dengan pemikiran orang
lain dalam bidang kalam dan juga dalam bidang Filosifis tidak menemukan, dan
yang dikatakannya telah Rancu.Ketika Al – Ghazali tidak menemukan argumen yang
kuat dalam kedua bidang tersebut, akhirnya melakukan pencarian diri mengenai
hakikat yang sebenarnya, semua itu ditemukan dalam bidang tasawuf.
7. Ibnu Rusyd (520-595 H / 1126 – 1196 M)
Nama lengkapnya adalah Abu al Khalid Muhammad bin Ahmad bin
Muhammad bin Rusd, ia lahir di Cordova pada tahun 520 H / 1126 H, ia lahir dan
dibesarkan dalam lingkungan keluarga tedidik, sehingga ia menjadi orang yang
terdidik pula. Diantra karyanya yang hingga kini masih dapat ditemukan adalah
Bidayah al – Mujtahid, yang bahasa ilmu hukum, dan kitab al – Kulliya, yang
membahas ilmu kedokteran. Selain itu ia juga banyak melakukan komentar terhadap
hasil karya pemikiran Aristoteles, sehingga ia dikenal sebagai seorang
komentator Aristoteles kenamaan, karena kritik dankomentarnya sangat
tajam.Kalau dibarat (Spanyol) Ibnu Rusyd dikenal sebagai komentator terhadap
pemikiran Aristoteles, didunia timur ia dikenal sebagai filosuf yang membela
pemikiran para Filosuf dari serangan Al – Ghazali. Karyanya dalam bidang ini
tertuang dalam Fashl al – Maqail fi ma Baina al – Hikmah wa al – Syar’iyyah min
al Ittishal
Dari karya mereka inilah kemudian bangsa-bangsa barat mencapai masa kejayaan, karena mereka mulai terbuka pemikiran dan wawasanya semakin bertambah dengan menerjemahkan karya umat islam kedalam bahasa Yunani (Eropa). Dari situlah dikenal masa Aufklarung, Renesaince, yang melahirkan suatu zaman industri yang disebut revolusi industry.
Dari karya mereka inilah kemudian bangsa-bangsa barat mencapai masa kejayaan, karena mereka mulai terbuka pemikiran dan wawasanya semakin bertambah dengan menerjemahkan karya umat islam kedalam bahasa Yunani (Eropa). Dari situlah dikenal masa Aufklarung, Renesaince, yang melahirkan suatu zaman industri yang disebut revolusi industry.
8. Bidang
Tafsir
Metode ke-2 disebut tafsir Dirayah Tafsir bir al-Ra’yi atau
bi al-Aqli yaitu menafsirkan al-Qur’an dengan menggunakan akal lebih banyak
daripada hadis. Pada masa Bani Abbasiyyah ini ditandai degan munculnya kelompok
Mu’tazilah yang tidak terikat oleh Al-Hadis maupun perkataan sahabat atau aqwal
al-Sahahah
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Sejarah :
a.Ibn Jarir ath Tabary
b.Ibn Athiyah al-Andalusy
c.Abu Bakar Asam
d.Ibn Jaru al-Asady
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Sejarah :
a.Ibn Jarir ath Tabary
b.Ibn Athiyah al-Andalusy
c.Abu Bakar Asam
d.Ibn Jaru al-Asady
9. Bidang
Hadist
Pada abad ke-2 dalam pembukuan hadits yaitu pembukuan yang
berdiri sendiri terlepas dari sistematika fiqih dan tidak dimasukkan ke dalam
aqwal Al-Shahahah dan fatawa Al-Tabi’in.Tokoh yang terkenal di bidang ini
adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Mughiroh bin Mardizah
al-Bukhori. Ia lahir di kota Bukhara pada tahun 194 H.
Sanad adalah orang yang mendengar atau menerima hadis dari Rasulullah SAW, lalu menceritakannya kembali kepada orang lain. Matan adalah isi atau kalimat dari sabda atau hadis Rasulullah SAW. Rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis-hadis Rasulullah SAW.
Diantara guru hadis yang sempat didatangi adalah Ishak bin Rahwi dan Ali Al-Mada’ini. Imam Al-Bukhori menghasilkan sebuah karya dlaam bidang ilmu hadis yang sangat manual yaitu kitab Al-Shahih Al-Bukhori.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Hadist :
a.Imam Bukhori
b.Imam Muslim
c.Ibn Majah
d.Baihaqi
e.At-Tirmizi
Sanad adalah orang yang mendengar atau menerima hadis dari Rasulullah SAW, lalu menceritakannya kembali kepada orang lain. Matan adalah isi atau kalimat dari sabda atau hadis Rasulullah SAW. Rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis-hadis Rasulullah SAW.
Diantara guru hadis yang sempat didatangi adalah Ishak bin Rahwi dan Ali Al-Mada’ini. Imam Al-Bukhori menghasilkan sebuah karya dlaam bidang ilmu hadis yang sangat manual yaitu kitab Al-Shahih Al-Bukhori.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Hadist :
a.Imam Bukhori
b.Imam Muslim
c.Ibn Majah
d.Baihaqi
e.At-Tirmizi
10.Bidang
Kalam
Akulturasi budaya yang disebabkan oleh mengglobalnya islam
sebagai agama peradaban menimbulkan tantangan – tantangan baru bagi para ulama.
Menurut A. Hasymy, lahirnya ilmu kalam karena 2 faktor :
1.Untuk membela islam dengan bersenjatakan filsafat sepetihalnya musuh memati senjata itu
2.Karena semua masalah termasuk masalah agama, telah berkisar dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu.
Menurut A. Hasymy, lahirnya ilmu kalam karena 2 faktor :
1.Untuk membela islam dengan bersenjatakan filsafat sepetihalnya musuh memati senjata itu
2.Karena semua masalah termasuk masalah agama, telah berkisar dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Kalam :
a.Al-Asy’ari
b.Imam Ghozali
c.Washil bin Atha
11.Bidang
Geografi
Dalam tradisi islam, ilmu bumi tidak bisa dipisahkan dengan
astronomi. Ahli bumi pertama dalam sejarah islam adalah al – Kalbi, yang
termasyur pada abad ke – 9M khususnya dalam studinya dikawasan Arab. Kemudian
pada masa Abad ke 10 M, al – Astakhri menerbitkan buku geografi negeri-negeri
islam dengan peta berwarna. Al-Biruni pada awal abad ke – 11 M melengkapi karya
al-Astakhri ini dengan menerbitkan buku geografi Rusia dan Eropa Utara.
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Geografi :
a.Syarif Idrisy
b.Al-Mas’udi
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Geografi :
a.Syarif Idrisy
b.Al-Mas’udi
12.Bidang
Tasawuf
Berusaha mendekatkan diri pada Tuhan melalui jalan atau
tahapan-tahapan yang disebut maqam.
Tahapan atau maqam yang mesti dilalui oleh para sufi adalah :
a.Zuhud adalah kehidupanyang telah terbebas dri mentari duniawi. Tokoh yang masuk kategori ini adalah Sufyan As-Sauri (97-161 H/716-778 M), Abu Hasyim (w. 190 H).
b.Muhabbah adalah rasa cinta yang sangat mendalam kepada Allah SWT. Tokoh terkenal adalah Rabi’ah A-Adawiyah (w. 185 H/801 M)
c.Ma’rifat adalah pengalaman ketuhanan. Pada ucapan Zun Nun Al-Misri dan Junaid Al-Baghdadi. Zun Nun Al –Misri lahir di Akhmim pada tahun 155-245 H / 772-860 M.
d.Fana dan baqa adalah suatu keadaan dimana seorang sufi belum dapat menyatukan dirinya dengan Tuhan sebelum menghancurkan dirinya. Tokoh pertama kali adalah Abu Yazid al-Bustami (w.874 M).
e.Ittihad dan hulul adalah fase dimana seorang sufi telah merasakan dirinya bersatu dengan Tuhan. Tokohnya adalah Abu Yazid al-Bustami
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Tasawuf :
a.Shabuddin Sahrawardi
b.Al-Qusyairi
c.Al-Ghozali
Tahapan atau maqam yang mesti dilalui oleh para sufi adalah :
a.Zuhud adalah kehidupanyang telah terbebas dri mentari duniawi. Tokoh yang masuk kategori ini adalah Sufyan As-Sauri (97-161 H/716-778 M), Abu Hasyim (w. 190 H).
b.Muhabbah adalah rasa cinta yang sangat mendalam kepada Allah SWT. Tokoh terkenal adalah Rabi’ah A-Adawiyah (w. 185 H/801 M)
c.Ma’rifat adalah pengalaman ketuhanan. Pada ucapan Zun Nun Al-Misri dan Junaid Al-Baghdadi. Zun Nun Al –Misri lahir di Akhmim pada tahun 155-245 H / 772-860 M.
d.Fana dan baqa adalah suatu keadaan dimana seorang sufi belum dapat menyatukan dirinya dengan Tuhan sebelum menghancurkan dirinya. Tokoh pertama kali adalah Abu Yazid al-Bustami (w.874 M).
e.Ittihad dan hulul adalah fase dimana seorang sufi telah merasakan dirinya bersatu dengan Tuhan. Tokohnya adalah Abu Yazid al-Bustami
Tokoh – tokoh Ilmuan dalam bidang Tasawuf :
a.Shabuddin Sahrawardi
b.Al-Qusyairi
c.Al-Ghozali
13.Bidang
Fiqih
Para Fuqaha yaitu ahli fiqih yang mampu menyusun kitab-kitab
fiqih. Penyusun kitab al-Musnad al-Imam al-‘itdham atau fiqih Al-Akbar (Imam
Malik) 97-179 H, Penyusun kitab Al-Muwatha’ (Imam Syafi’i) 150-204 H, penyusun
kitab al-Ilm dan al-Fiqh al-Akbar fi al-Tauhid (Ibnu Hanbal) 780-855 M.
menyusun kitab Al-Musnad.
Fuqaha dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1.Ahl al-hadis yaitu golongan yang menyadarkan kepada hadis dalam mengambil hukum (istinbath al-hukm)
2.Ahl-al-Ra’yi adalah golongan yang menggunakan akal di dalam mengambil hokum (istinbath al-hukm). Tokoh dalam bidang ini adalah Imam Abu Hanifah.
Fuqaha dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1.Ahl al-hadis yaitu golongan yang menyadarkan kepada hadis dalam mengambil hukum (istinbath al-hukm)
2.Ahl-al-Ra’yi adalah golongan yang menggunakan akal di dalam mengambil hokum (istinbath al-hukm). Tokoh dalam bidang ini adalah Imam Abu Hanifah.
Adapun
para Imam Mahzab fiqih empat yang dikenal hingga kini,yaitu :
1. Imam Abu Hanifah (80 – 150 H / 699 – 767 M)
Nama lengkapnya adalah Nu’man bin Tsabit bin Zautby. Lahir di
Kufah pada tahun 80 H/699 M dikenal sebagai saudagar penjual pakaian di Kufah,
hidup diantara dua masa yaitu penghubung dinasti Bani Umayyah dan di awal Bani
Abbasiyah.
2.Imam
Malik (93 – 179 H / 716 0 795)
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Malik bin Anas bin Amir
bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al-Asbahi. Lahir di
Madinah pada masa khalifah al-Walid bin Abdul Malik tahun 93 H/716 M, Wafat
pada masa Harun Al-Rasyid tahun 179 H/795 M. Terkenal dengan sebutan Imam
Dar-al-Hijrah.
3. Imam
Syafi’i
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris
al-Hasyimi al-Muthalibi bin Abbas bin Usman bin As-syafi’i. Lahir di Gaza
palestina pada tahun 150/767 M dan wafat di Mesir pada tahun 204 /820 M.
4.Imam Hanbali (164-241 H / 780-855 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah atau Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Lahir di Bagdad pada tahun 164 H/780 M. Ia dikenal sebagai penulis kitab hadis yaitu Musnad Ahmad bin Hanbal yang memuat 40.000 hadis.
4.Imam Hanbali (164-241 H / 780-855 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah atau Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Lahir di Bagdad pada tahun 164 H/780 M. Ia dikenal sebagai penulis kitab hadis yaitu Musnad Ahmad bin Hanbal yang memuat 40.000 hadis.
Komentar
Posting Komentar